Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pembukaan Mukernas PKS Istimewa untuk Jogja Yang Istimewa

Written By PKS Wonosobo on Sabtu, 26 Februari 2011 | 10.09

Yogya (24/4) Musayawarah Kerja Nasional Partai Keadilan Sejahtera (Mukernas PKS) resmi dibuka di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta pukul 19.00 malam tadi. Suasana Daerah Istimewa Yogyakarta begitu meriah dari pintu masuk oleh iringan musik hip hop gending Jawa yang ditampilkan Chair Foundation. 
Hadir dalam acara pemukaan ini Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq; Sekjend PKS, Anis Matta; Sri Sultan Hamengkubuwono X, empat menteri dari PKS, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Sumatra Barat, perwakilan dari seluruh DPW dan DPD PKS se-Indonesia, dan ribuan kader serta simpatisan PKS dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan dukungan dan apresiasinya terhadap Mukernas PKS yang diselenggarakan di Yogyakarta. Dengan memilih Yogyakarta sebagai ajang Mukernas-nya, menunjukkan bahwa PKS telah Berbuat Untuk Yogyakarta dengan ikut menggerakkan pariwisata Yogyakarta yang berbasis kerakyatan, tegas beliau.
Melihat permasalahan Indonesia yang sedemikian kompleks dan skopenya luas, Luthfi Hasan mendorong kerja sama dari seluruh elemen bangsa Indonesia untuk berkontribusi dalam proses perbaikan bangsa. Terlalu banyak persolana untuk diselesaikan. Karenanya sangat tidak mungkin kita bekerja sendidrian untuk menyelesaikan beragam persoalan tersebut, ungkapnya. Selain itu Luthfi Hasan menginstruksikan kepada kader-kader PKS untuk menjaga semangat dan prinsip gerakan hingga tercapai tujuan yang diimpi-impikan.
10.09 | 0 komentar

PKS Adakan Seminar Nasional Keumatan

Reporter: Abuhasan Surhim*
Untuk mewujudkan persatuan umat, para pemimpin dan ulama hendaknya menyamakan dahulu persepsi mereka. Ketika seluruh pemimpin telah menyamakan visi, misi serta persepsi, maka umat dan pengikutnya akan menuruti titah dari pemimpin tersebut.

"Kalau ingin bersatu ya persamakan dulu persepsi pemimpinnya. Kalau pemimpin sudah bersatu maka tidak mungkin umatnya tak menurut," ucap Prof DR KH Ali Musthofa Ya'qub, Imam Besar masjid Istiqlal pada Seminar Nasional Keumatan sebagai rangkaian Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, Jumat (25/2).

Ali kemudian mengambil contoh kasus, persoalan penetapan Hari Raya Idul Fitri selalu muncul beberapa versi dan tidak pernah bisa sama. "Ini luar biasa sekali, karena beda lebaran itu hanya terjadi di Indonesia. Di Malaysia, Brunei, Pakistan dan negara-negara Islam semuanya kalau lebaran bersatu," imbuhnya. "Inilah potret pemimpin-pemimpin Islam Indonesia, ngurusi lebaran saja gak rampung-rampung," sesal Imam Istiqlal.

Sementara Wakil Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, DR Hamim Ilyas menyatakan salah satu upaya solusi penyatuan umat adalah dengan penyatuan kalender Islam (penanggalan hijriyah) yang berlaku internasional. Upaya ini telah dan sedang dilakukan dengan dibentuknya Tim Kerja Pengkajian Perumusan Kalender Islam di bawah tanggung jawab ISESCO (Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization) suatu badan dari OKI (Organisasi Konferensi Islam).

Sedangkan dari Dewan Syari'ah PKS, KH Surahman Hidayat menyatakan diantara wasilah syar'iah untuk memperkuat arah menuju kesatuan umat adalah memperbanyak shilaturrahim pemimpin ummat.

"Dewan Syariah PKS terus menerus melakukan silaturahim dengan ormas-ormas Islam. Di akhir tahun 2010 kami berkunjung ke Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah yang salah satu tindaklanjutnya adalah digelarnya seminar kali ini," ungkap beliau.

Sedangkan salah upaya praktis dalam penyatuan ummat melalui bersatunya waktu Idul Fitri atau Idul Adha maka Dewan Syariah PKS menyarankan agar semua pihak qana'ah untuk tidak memutlakkan metode yang dipilih. Dengan penerimaan semua pihak bahwa hasil ru'yat ada kemungkinan keliru demikian pula kesimpulan hisab mempunyai ruang untuk kemungkinan tidak akurat. "Penerimaan demikian menjadi penting, bukan saja untuk membuka wilayah toleransi (tasamuh) tetapi juga untuk membuka ruang sinerji (ta'awun) antara kedua metode untuk mencapai kesatuan ummat dalam hari raya," tegasnya.



Dalam guyuran hujan lebat, seminar yang diikuti ratusan peserta ini berakhir sekitar jam 16.00 WIB. Antusiasme peserta yang sampai tak tertampung tempat duduk hingga sebagian mereka lesehan di lantai menunjukkan bahwa tema dan upaya mewujudkan persatuan ummat adalah kebutuhan yang penting dan mendesak. Walaupun seminar ini belum bisa menyelesaikan beraneka problem perpecahan yang melanda ummat, namun upaya-upaya penyatuan ummat jangan sampai ditinggalkan, sekecil apapun.
10.01 | 0 komentar

Kata Mereka